Foto : Warga Ngaran 2 yang diwakili oleh Puguh (Ketua Forum Masyarakat Borobudur Bangkit) dan Adi Panuwun (Ketua RW 2 Ngaran) melakukan pertemuan untuk membahas rencana pembangunan krematorium yang ditolak oleh mayoritas warga, dihadiri pula dari Walubi, TNI, Polri, dan berbagai unsur lainnya. Pada tanggal 7 April 2025, di Balkondes Borobudur.
Infokota Online, Magelang, 15 April 2025 – Puguh, Ketua Forum Masyarakat Borobudur Bangkit, menyampaikan pendapatnya tentang dampak negatif kremasi bagi lingkungan dan kesehatan, pada pertemuan di Balkondes Borobudur dengan berbagai pihak pada tanggal 7 April 2025 lalu.
Puguh, Ketua Forum Masyarakat Borobudur Bangkit, mengungkapkan bahwa kremasi memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
Menurutnya, proses kremasi menghasilkan emisi dan zat kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
“Dampak lingkungan dari kremasi antara lain menghasilkan emisi karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida,” ungkap Puguh.
Selain itu, kremasi juga melepaskan zat kimia berbahaya seperti merkuri, jelaga halus, dan partikel di udara.
Tidak hanya itu, kremasi juga dapat melepaskan kontaminan organik beracun (TOC) dari jenazah, limbah padat, cairan tubuh, dan air limbah.
“Dampak kesehatan dari kremasi juga tidak kalah pentingnya, merkuri yang menguap dari tambalan gigi dapat mencemari makanan,” katanya.
Puguh juga menambahkan bahwa kremasi dapat menimbulkan kontroversi dari sudut pandang agama. Dalam Islam, kremasi dianggap melanggar martabat tubuh manusia.
Dalam beberapa kepercayaan, membakar tubuh dianggap mirip dengan api neraka.Oleh karena itu, Puguh berharap agar masyarakat dapat mempertimbangkan dampak negatif kremasi sebelum memutuskan untuk melakukan proses tersebut.
“Kita harus mempertimbangkan dampak negatif kremasi dan mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan manusia,” katanya.
Warga Ngaran 2 Tolak Pembangunan Krematorium, Ini Alasannya
Selain itu, Adi Panuwun, Ketua RW 2 Ngaran, mengungkapkan bahwa warga setempat juga menolak pembangunan krematorium di permukiman mereka.
Menurutnya, sudah ada krematorium di Muntilan dan Kota Magelang yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut.
“Sebenarnya sudah ada krematorium di Muntilan dan Kota Magelang, tapi kok ini lain maksa harus di permukiman warga,” kata Adi Panuwun.
Ia mempertanyakan alasan di balik keinginan untuk membangun krematorium di Ngaran 2, yang merupakan area permukiman padat.
Adi Panuwun juga menambahkan bahwa warga setempat telah menyatakan penolakan mereka terhadap rencana pembangunan krematorium tersebut.
“Warga sudah jelas menolak, karena kita tidak ingin ada kegiatan yang dapat mengganggu ketentraman dan keamanan warga,” katanya.
Penolakan warga Ngaran 2 terhadap pembangunan krematorium ini sejalan dengan pendapat Puguh, Ketua Forum Masyarakat Borobudur Bangkit, yang juga menyatakan bahwa kremasi memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
Dengan demikian, warga Ngaran 2 berharap agar rencana pembangunan krematorium dapat dibatalkan dan dicari alternatif lain yang lebih sesuai.
Drc
