Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak industri pakan dan pelaku usaha perunggasan untuk menyerap ayam hidup (livebird) dari peternak rakyat. Langkah ini penting untuk menjaga stabilisasi harga ayam di tingkat produsen dan memastikan keberlanjutan usaha peternakan.
“Upaya ini penting agar usaha peternak rakyat tetap berlanjut dan harga livebird tetap wajar,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, Jumat (25/4/2025).
Agung menekankan bahwa stabilisasi harga ayam tidak bisa dilakukan sendiri. Ia meminta perusahaan pakan terintegrasi, pabrik pakan non-budidaya, hingga trader bahan baku pakan ikut terlibat aktif.
“Kami minta perusahaan pakan terus menyerap ayam besar. Trader bahan baku juga harus berpartisipasi menyerap livebird dari peternak,” ujarnya.
Setiap bentuk dukungan, lanjut Agung, wajib dilaporkan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) sebagai bentuk komitmen terhadap kestabilan harga.
Pangan hewani berbasis unggas kini menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Berdasarkan data konsumsi 2024, 94 persen penduduk mengonsumsi telur ayam dan 66 persen memilih daging ayam. Sementara itu, hanya 7 persen yang mengonsumsi daging sapi.
“Karena faktor harga yang lebih terjangkau, unggas menjadi sumber protein favorit masyarakat,” kata Agung.
Namun, keberlangsungan produksi unggas sangat bergantung pada harga pakan. Biaya pakan mencakup lebih dari 70 persen dari total biaya budidaya.
Tahun ini, produksi pakan nasional tercatat mencapai 18,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 97 persen merupakan pakan unggas.
“Harga pakan yang tinggi, jika tidak diimbangi harga livebird yang memadai, akan memukul semangat peternak,” tegas Agung. “Jika peternak berhenti berproduksi, permintaan pakan juga akan anjlok. Semua pihak pasti rugi.”
Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan, Nur Saptahidhayat, mengingatkan pentingnya solidaritas seluruh pelaku usaha. Ia menekankan bahwa intervensi harga ayam hidup hanya efektif bila ada kerja sama semua pihak.
“Kami berharap industri pakan menunjukkan empati kepada peternak. Ini bukan hanya soal bisnis, melainkan juga soal ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Kementan optimistis dengan komitmen semua pihak, kestabilan harga ayam dan kelangsungan usaha peternak rakyat dapat terjaga dengan baik.
(spy)