Infokotaonline.com, Jakarta β Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa proses hukum terhadap dugaan manipulasi data stok beras nasional akan terus berjalan meski pihak terduga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Satgas Pangan.
Pernyataan itu disampaikan Amran saat menyerahkan hewan kurban dalam rangka Idul adha di AAS Building, Makassar, Jumat (6/6). Ia menyebut, tindakan manipulasi data ini tidak hanya menyesatkan publik, tetapi juga berpotensi merugikan petani dan memicu kebijakan impor yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
“Jangan main-main dengan data pangan. Sekarang stok beras kita banyak, tapi ada yang memanipulasi seolah-olah pasokan kurang. Ini sedang diproses Satgas Pangan. Tidak bisa hanya minta maaf, hukum harus tetap berjalan,” tegas Amran.
Menurutnya, data sebenarnya menunjukkan stok beras nasional dalam kondisi aman dan mencukupi. Namun, ada oknum yang mencoba menggiring opini publik bahwa pasokan beras mengalami kelangkaan. Hal tersebut, kata Amran, bisa berujung pada kebijakan impor beras yang tidak perlu dan berpotensi menghancurkan nasib petani lokal.
“Kalau data dimanipulasi dan seolah-olah stok kurang, pasti akan diputuskan impor. Padahal, stok kita cukup. Yang paling dirugikan kalau ini terjadi adalah petani kita sendiri,” tambahnya.
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan temuan anomali data di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Dalam satu hari tercatat distribusi keluar sebanyak 11 ribu ton, jauh melebihi rata-rata harian normal sebesar 1.000 hingga 3.500 ton. Lonjakan angka yang tidak wajar itu menjadi sinyal kuat adanya dugaan manipulasi data.
βData dari Cipinang menunjukkan ada kejanggalan. Angka distribusi melonjak drastis tanpa penjelasan logis. Ini patut dicurigai dan sedang dalam penyelidikan,β katanya saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan, Kamis (5/6).
Amran juga menyoroti pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap data pangan dan ketahanan pangan nasional. Ia meminta seluruh pihak, termasuk pelaku usaha dan distributor, untuk tidak bermain-main dengan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat.
βIni bukan hanya soal angka. Ini soal nasib petani dan jutaan rakyat Indonesia. Kalau negara ingin kuat, petani harus dijaga,β tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Amran juga menekankan dukungan penuh pemerintah terhadap sektor pertanian melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto, termasuk kemudahan akses pupuk, jaminan harga panen, dan dukungan terhadap produktivitas petani.
βPresiden memberikan perhatian besar untuk pertanian. Bantuan pupuk, harga panen yang adil, semuanya untuk petani. Jangan dizalimi dengan data yang dimanipulasi. Petani kita adalah kekuatan negara, jumlah mereka 150 hingga 160 juta jiwa. Kalau mereka kuat, negara ini juga kuat,β ujar Amran menutup pernyataannya.
(csw)