Handono Warih: MBG Wonopringgo Perlu Menu Unggulan yang Sesuai Selera, Bukan Sekadar Variasi
Pekalongan, 12 Agustus 2025 – Polemik menu mie ayam dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, terus bergulir. Konsultan pertanian dan pangan, Handono Warih, kembali memberikan masukan, kali ini menekankan perlunya menu unggulan yang benar-benar sesuai dengan selera masyarakat, alih-alih hanya menawarkan variasi yang terkesan mengabaikan preferensi penerima manfaat MBG.
“Kita tidak bisa hanya berpikir tentang variasi menu sebagai solusi instan. Yang lebih penting adalah mengidentifikasi menu unggulan yang benar-benar disukai oleh anak-anak di Wonopringgo,” tegas Handono Warih. Ia menjelaskan bahwa variasi menu memang penting, tetapi jika semua pilihan tidak sesuai dengan selera anak-anak, maka program MBG tidak akan efektif.
Handono mencontohkan beberapa menu yang berpotensi menjadi unggulan jika dikelola dengan baik. “Misalnya, nasi dengan lauk ikan bandeng presto khas Pekalongan yang kaya protein dan omega-3. Atau, soto ayam dengan kuah bening yang segar dan ringan, disajikan dengan sayuran lokal. Kita juga bisa mempertimbangkan hidangan tradisional seperti megono yang kaya serat dan nutrisi,” ujarnya.
Untuk menentukan menu unggulan yang tepat, Handono menyarankan agar pihak MBG melakukan riset pasar yang komprehensif. “Riset ini tidak hanya melibatkan survei terhadap anak-anak, tetapi juga wawancara dengan orang tua, guru, dan ahli gizi. Kita perlu memahami apa yang mereka makan di rumah, apa yang mereka sukai, dan apa yang mereka butuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal,” jelasnya.
Selain itu, Handono juga menekankan pentingnya inovasi dalam penyajian menu. “Kita bisa membuat hidangan tradisional menjadi lebih menarik dengan sentuhan modern. Misalnya, megono disajikan dalam bentuk rice bowl yang praktis dan kekinian. Atau, soto ayam dikemas dalam wadah yang menarik dengan gambar-gambar edukatif,” katanya.
Handono Warih berharap, pihak MBG dapat mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kualitas menu yang disajikan. “Jangan hanya terpaku pada mie ayam yang ternyata kurang diminati. Mari kita cari menu unggulan yang benar-benar bisa diterima dan disukai oleh anak-anak Wonopringgo. Dengan begitu, program MBG akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kecerdasan generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
Polemik menu MBG di Wonopringgo ini menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali pendekatan yang selama ini digunakan. Dengan fokus pada menu unggulan yang sesuai selera dan inovasi dalam penyajian, program MBG diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak Indonesia.
Har
Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.
