Infokotaonline.com
Jakarta – Pemerintah resmi menyalurkan jagung melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jagung 2025. Program yang dijalankan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini ditujukan khusus bagi peternak layer mandiri skala mikro, kecil, dan menengah yang selama ini rentan terdampak fluktuasi harga.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyatakan, kebijakan tersebut merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga keseimbangan harga di tingkat petani sekaligus melindungi peternak. Pemerintah memastikan distribusi jagung berlangsung lancar dengan menyiapkan 52.400 ton jagung dan anggaran Rp78 miliar hingga akhir 2025.
“Jika sebelumnya program stabilisasi ini fokus pada beras, tahun ini juga ada jagung. Sebanyak 52.400 ton sudah siap didistribusikan, dan peternak mandiri tidak perlu khawatir. Anggaran Rp78 miliar sudah dialokasikan,” ujar Arief di Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Dalam program ini, harga jagung di tingkat petani ditetapkan Rp5.500 per kilogram. Biaya distribusi, pengeringan, hingga pengolahan ditanggung pemerintah melalui Perum Bulog. Dengan demikian, petani tetap memperoleh harga yang layak, sementara peternak mendapat akses bahan baku pakan dengan harga stabil.
Selain itu, Bulog juga menyiapkan cadangan 70.000 ton jagung untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan pasokan. Arief menegaskan bahwa stabilitas harga dan pasokan jagung sangat penting untuk menjaga keberlanjutan produksi pangan nasional.
“Petani dan peternak adalah mitra strategis pemerintah. Melalui SPHP Jagung 2025, kita harapkan kesejahteraan mereka dapat terus meningkat,” tambahnya.
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari para peternak. Ketua Umum Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (KPUS) Kendal, Suwardi, menilai program Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) datang pada waktu yang tepat.
“Pasokan jagung saat ini menurun dan harga di pasar cukup tinggi. Kehadiran program CJP ini sangat membantu karena mampu menstabilkan kebutuhan peternak,” kata Suwardi.
Menurutnya, program ini tidak merugikan petani karena harga acuan pembelian Rp5.500 sudah diterima mereka. Dengan demikian, keseimbangan antara petani dan peternak tetap terjaga.
Suwardi berharap Bulog dapat menyalurkan jagung sesuai kebutuhan riil di lapangan dan memastikan distribusi hanya kepada peternak resmi yang terdaftar. “Identitas peternak harus jelas, mulai alamat hingga nomor identitas pribadi. Hal ini penting agar distribusi tepat sasaran,” ujarnya.
Program SPHP Jagung 2025 bukan hanya soal harga, tetapi juga menjaga keberlangsungan industri perunggasan yang sangat bergantung pada jagung sebagai bahan pakan utama. Dengan stok yang cukup dan harga stabil, diharapkan harga telur dan daging ayam tetap terkendali di pasar.
(csw)
