Kulon Progo, 24 Maret 2025 – Kementan Tumbuhkan Semangat Wirausaha, Milenial Kulon Progo Tembus Ekspor Gula Semut ke Pasar Kanada dan Malaysia
Kementerian Pertanian (Kementan) apresiasi kelompok milenial Kulon Progo, yang berhasil dengan produk pertanian gula semut dari petani hingga mampu menembus pasar ekspor.
Tak tanggung, jumlah ekspor gula semut mencapai 20 ton yang di ekspor ke Malaysia dan Kanada.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yakni meyakini bahwa masa depan ketahanan pangan hingga ekonomi Indonesia berada di tangan para pemuda Indonesia.
Pemuda dengan semangat dan kerja bersama bakal meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia hingga menembus pangsa pasar internasional.
Juga, mampu meningkatkan kesejahteraan petani, serta menciptakan lapangan kerja di daerah pedesaan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono juga mengakui semangat para milenial yang mampu mengangkat kualitas produk petani hingga berhasil ekspor.
Hal itu disampaikan Sudaryono saat meninjau pelepasan ekspor gula semut untuk export, di Koperasi Induk Nira Lestari di Girimulyo, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta pada Kamis, 20 Maret 2025.
Sudaryono menyebut bahwa ekspor merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para milenial untuk meningkatkan pendapatan.
Dia yakin dengan menggeluti berbagai produk ekspor yang ada di Indonesia akan lebih banyak lagi milenial yang akan tertarik di induatri pertanian.
“Kegiatan ekspor kapan saja dan dimana saja merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Ini sebagai upaya meningkatkan nilai tambah bagi petani kelapa melalui produk produk olahan, merambah di pasar internasional,” kata Sudaryono.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyebutkan, ekspor kali ini dilakaukan dengan kuantitas sebanyak 20 ton gula semut.
Tujuan export ke Kanada dengan nilai mencapai Rp 800 juta, sementara 2 ton lainnya dikirim ke Malaysia dengan nilai Rp 300 juta.
“Indonesia memiliki luas areal kelapa nasional mencapai 3,2 juta hektare, dengan 38.724 hektare di antaranya berada di D.I. Yogyakarta, yang menyumbang 50.605 ton produksi kelapa,” tutur Idha.

Hilirisasi kelapa menjadi produk turunan, seperti gula semut, telah memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani dan masyarakat.
Dia menyebut gula semut merupakan alternatif gula yang lebih sehat dibandingkan gula pasir, dengan kandungan indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang mengontrol kadar gula darah.
Harga jual gula semut yang berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per kilogram mencerminkan potensi ekonomi yang besar dari pengolahan kelapa.
Selain itu, hilirisasi kelapa memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan kelapa tidak hanya sebagai buah konsumsi langsung, tetapi juga sebagai produk pangan alternatif yang lebih sehat.
Idha juga memberikan apresiasi tinggi kepada petani milenial yang berhasil memberdayakan petani kelapa di Kabupaten Kulon Progo.
“Upaya mereka telah membantu meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan petani,” ujar Idha.
Direktur Program Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Muhammad Amin mengakui bahwa pelepasan ekspor ini menjadi simbol semangat yang ditularkan oleh para petani milenial kepada seluruh pemangku kepentingan.
selain dalam rangkaian kegiatan ekspor juga dilaksanakan kegiatan business matching yang diisi oleh Export Center Surabaya, Tenaga Ahli Menteri dan Petani Milenial.
Program Business Matching ini juga menjadi bagian dari upaya untuk mendukung UKM dalam memasarkan produk mereka secara global dan pengembangan hilirisasi produk pertanian di Indonesia yang dikelola oleh petani milenial.
“Kita akan terus mendukung serta memfasilitasi petani milenial dalam memperluas pasar ekspor mereka,” tuturnya.
Dia berharap akan semakin banyak milenial berinovasi dan berkomitmen untuk menjaga kualitas produk untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai eksportir unggul produk pertanian.
“Jika semangat ini ekspor dari para milenial muncul di seluruh daerah kami yakin akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya petani,” pungkasnya.
Drc
Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.
