Infokota Online, Redaksiana, 13 April 2025 – Kami telah merangkum beberapa berita seputar permasalahan yang dialami petani pada program serap gabah Rp6.500 Per Kilogram, berikut diantaranya :
Judul: Polemik Serapan Gabah di Bulukumba, Bupati Andi Utta: Kapasitas Gudang Bulog Terbatas
Sumber:(https://www.bicarabaik.id/news/365868674/polemik-serapan-gabah-di-bulukumba-bupati-andi-utta-kapasitas-gudang-bulog-terbatas)
Tanggal: 13 April 2025
Kategori: Berita Ekonomi, Pertanian
Resensi: Berita ini membahas tentang polemik serapan gabah di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bupati Bulukumba, Andi Utta, menyatakan bahwa kapasitas gudang Bulog yang terbatas menjadi salah satu penyebab terhambatnya serapan gabah di daerah tersebut.
Menurut Andi Utta, keterbatasan kapasitas gudang Bulog menyebabkan petani kesulitan menjual gabah mereka, sehingga berdampak pada harga gabah yang rendah.
Ia berharap pemerintah pusat dapat meningkatkan kapasitas gudang Bulog di Bulukumba untuk meningkatkan serapan gabah dan membantu petani.
Berita ini juga menyebutkan bahwa serapan gabah di Bulukumba masih rendah, sehingga petani mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen mereka.
Hal ini berdampak pada pendapatan petani yang menurun dan berpotensi mengganggu ketahanan pangan di daerah tersebut.
Poin Penting:
– Kapasitas gudang Bulog di Bulukumba terbatas, sehingga menghambat serapan gabah.
– Petani kesulitan menjual gabah, sehingga harga gabah rendah.
– Bupati Bulukumba berharap pemerintah pusat meningkatkan kapasitas gudang Bulog untuk meningkatkan serapan gabah.
Komentar: Berita ini menyoroti permasalahan yang dihadapi oleh petani di Bulukumba dalam menjual hasil panen mereka. Keterbatasan kapasitas gudang Bulog menjadi salah satu penyebab terhambatnya serapan gabah, sehingga berdampak pada pendapatan petani.
Pemerintah pusat diharapkan dapat meningkatkan kapasitas gudang Bulog untuk meningkatkan serapan gabah dan membantu petani.
Berikutnya dari Pekalongan :
Berikut adalah resensi dari berita tersebut:
Judul: Petani Pekalongan Mengeluh Janji Bulog
Sumber:(https://infokotaonline.com/blog/2025/04/12/petani-pekalongan-mengeluh-janji-bulog/)
Tanggal: 12 April 2025
Kategori: Berita Pertanian, Ekonomi
Resensi: Berita ini membahas tentang keluhan petani di Pekalongan yang merasa dikecewakan oleh janji Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk membeli gabah mereka. Petani Pekalongan mengeluh bahwa Bulog tidak menepati janjinya untuk membeli gabah dengan harga yang stabil dan dalam jumlah yang besar.
Menurut petani, janji Bulog untuk membeli gabah mereka tidak diindahkan, sehingga petani kesulitan menjual hasil panen mereka.
Hal ini berdampak pada pendapatan petani yang menurun dan berpotensi mengganggu ketahanan pangan di daerah tersebut.
Poin Penting:
– Petani Pekalongan mengeluh janji Bulog untuk membeli gabah tidak ditepati.
– Petani kesulitan menjual hasil panen mereka karena Bulog tidak membeli gabah sesuai janji.
– Pendapatan petani menurun dan berpotensi mengganggu ketahanan pangan.
Komentar: Berita ini menyoroti permasalahan yang dihadapi oleh petani di Pekalongan dalam menjual hasil panen mereka. Janji Bulog yang tidak ditepati menyebabkan petani kesulitan menjual gabah dan berdampak pada pendapatan mereka.
Pemerintah diharapkan dapat memperhatikan permasalahan ini dan mencari solusi untuk membantu petani.
Kemudian dari Serang, Banten begini informasinya :
Resensi Berita: Judul: Gudang Bulog Penuh, Pasiter Kodim 0602/Serang Soroti Hambatan Penyerapan Gabah
Sumber:(https://serang.indonesiasatu.co.id/gudang-bulog-penuh-pasiter-kodim-0602serang-soroti-hambatan-penyerapan-gabah)*Tanggal:* 13 April 2025
Kategori: Berita Pertanian, Ekonomi
Problem/Permasalahan: Berita ini menyoroti permasalahan yang terjadi dalam penyerapan gabah di wilayah Serang, yaitu gudang Bulog yang penuh sehingga menghambat penyerapan gabah dari petani.
Pasiter Kodim 0602/Serang menyoroti permasalahan ini dan berharap ada solusi untuk mengatasi hambatan penyerapan gabah.
Analisis: Permasalahan gudang Bulog yang penuh dapat menyebabkan petani kesulitan menjual gabah mereka, sehingga berdampak pada pendapatan petani.
Hal ini juga dapat mempengaruhi ketersediaan pangan di wilayah Serang. Pasiter Kodim 0602/Serang berharap ada solusi untuk mengatasi permasalahan ini, seperti penambahan kapasitas gudang Bulog atau peningkatan efisiensi dalam penyerapan gabah.
Dampak:
– Petani kesulitan menjual gabah mereka
– Pendapatan petani menurun
– Ketersediaan pangan di wilayah Serang dapat terpengaruh
Solusi:
– Penambahan kapasitas gudang Bulog
– Peningkatan efisiensi dalam penyerapan gabah- Perluasan jaringan pemasaran gabah.
Dengan demikian, permasalahan gudang Bulog yang penuh perlu segera diatasi untuk meningkatkan penyerapan gabah dan membantu petani. Dan berbagai permasalahan lainnya.
Kritik Pedas Handono Warih: Bulog Gagal Atasi Masalah Petani
Handono Warih, konsultan pertanian dari DeRuci Agrikultur, menilai bahwa Bulog belum sepenuhnya siap dalam mengatasi masalah petani.
Menurutnya, infrastruktur dan sistem di lini operasional Bulog masih belum optimal, sehingga program yang dijalankan terkesan setengah-setengah.
“Petani hanya diberikan solusi penjualan saja, namun tidak ada solusi yang jitu terhadap masalah kelangkaan alat pemanen dan tenaga buruh panennya,” ujar Handono.
Akibatnya, padi di Pekalongan banyak yang kelewat waktu panennya atau over time, sehingga merugikan petani karena susut kadar air.
Handono juga menyoroti permasalahan teknis lainnya, seperti isu Bulog yang memilih-milih grade gabah yang dipanen hanya menggunakan mesin Combine Harvester saja.
Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat Pekalongan, karena banyak padi yang sudah kelewat umur belum dipetik, juga daerah dataran tinggi yang tidak memungkinkan menggunakan mesin Combine Harvester.
“Apapun masalahnya semestinya kita semua membuat solusi yang terintegrasi, jangan hanya membantu petani sepotong-sepotong,” tegas Handono.
Ia berharap Bulog dapat membuat solusi yang menyeluruh dan tidak hanya fokus pada satu aspek saja.
Handono juga menekankan pentingnya peran petani dalam negara ini. “Membantu itu jangan setengah-setengah, petani harus direkso bener-bener, karena petani itu fungsinya sangat vital bagi negara ini,” ujarnya.
Dengan demikian, Handono berharap Bulog dapat lebih serius dalam mengatasi masalah petani dan membuat solusi yang terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Petani Tirto Pekalongan Kesulitan Mendapatkan Alat Pemanen
Selaras dengan pernyataan Handono, Bahrun, Petani di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh petani di lingkungannya dalam mendapatkan alat pemanen yang diharapkan oleh Bulog.
Menurutnya, mesin Combi yang diharapkan tidak tersedia, sehingga padi banyak yang belum dipanen karena sudah terlalu matang.”Mesin Combi bantuan ngga tau pada kemana, ini padi saya dan teman-teman juga tetangga saya pada cikruk ketuaan belum dipanen, pusing saya ini,” ujarnya.
Bahrun juga menambahkan bahwa jika padi sudah dipanen dan dijual dalam bentuk gabah karungan, maka saluran pembeli dari pihak swasta Kabupaten Ngawi saja bisa, tidak perlu jauh-jauh. Namun, masalahnya adalah tidak adanya mesin Combi yang tersedia untuk memanen padi.
“Kalau tinggal jual pas udah di karung pembeli dari Ngawi saja bisa, ga usah jauh-jauh, di Pekalongan banyak ceninik jual gabah. Ini masalahnya ga ada kombinya, sekalipun ada itu sudah dikontrak juragan dan ga bisa minjem buat metik padi petani,” katanya.
Bahrun juga mengungkapkan bahwa jika meminta tolong dipotongkan padinya sama penebas, maka gabahnya harus dijual ke penebasnya dengan harga yang ditentukan oleh mereka.
Hal ini berbeda dengan jika dijual ke Bulog yang menawarkan harga Rp6.500 per kilogram. “Kalau minta tolong dipotongkan padinya sama penebas ya gabahnya harus jual ke penebasnya itu aturan di lapangan. kalau udah jadi gabah karungan siapa aja juga bisa jualnya, namun masalahnya kalau dijual ke tengkulak harga harus ikut aturan mereka ga bisa seperti Bulog yang harus Rp6.500 per kilogram,” tutupnya.

Manajemen Bulog Kantor Cabang Tegal Tengah berupaya mengurai permasalahan yang terjadi
Agung Rohman Pimpinan Bulog wilayah Karesidenan Pekalongan yang berkantor di Tegal menyatakan, pihaknya masih terus berupaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Regulasinya, kami membeli gabah yang sudah didalam karung di tepi jalan yang bisa untuk muat gabah ke truk. Untuk urusan pemanenan itu tanggungjawab petani.” ungkapnya pada 4 April 2025 di Curug,Tirto
.”Kami juga tengah menambah jumlah mitra pengadaan agar daya serap Bulog meningkat, kami terus berupaya memberi pelayanan yang terbaik sesuai arahan Pak Presiden.” Pungkasnya.
Dari kejadian yang selama ini Handono dengar langsung dari petani, ia menyayangkan atas terjadinya banyak kendala dalam program serap gabah kali ini.
“Dari mulai isu satu kecamatan hanya dibatasi 30 ton saja, keterlambatan pembayaran, sampai cancelnya program karena gudang prosesing over load, hingga kelangkaan alat panen, pun mesin panen bantuan Presiden RI gak tau larinya ke mana. Instansi terkait kami tanya belum kasih respon.” Pungkas Handono.
har