Pekalongan, 19 April 2025 – Anjloknya harga ayam hidup (livebird) pasca Lebaran membuat para peternak di Jawa Barat merugi hingga Rp 86,4 miliar per pekan.
Hal ini diungkapkan oleh Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika, yang menyebut harga ayam hidup saat ini jauh di bawah harga acuan yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Jika dibandingkan dengan harga acuan, ada selisih kerugian setidaknya Rp 9.000 per kilogram livebird. Kerugian para peternak mandiri dengan populasi 6 juta ekor, dengan berat rata-rata per ekor ayam hidup 1,6 kilogram, jumlah produksi Rp 9,6 juta kg per minggu maka estimasi kerugian tiap minggunya mencapai Rp 86,4 miliar,” ujar Yeka dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 April 2025.
Menurut Yeka, anjloknya harga ayam hidup ini disebabkan oleh oversupply atau kelebihan produksi ayam hidup.
Hal ini terjadi karena pemerintah tidak mampu mengontrol Setting Hatching Record (SHR) ayam hidup setiap minggu, sehingga jumlah DOC (Day Old Chicken) yang ditetaskan melebihi jumlah permintaan.
“Jumlah permintaan DOC per minggu berkisar 60 hingga 65 juta ekor. Pada Maret 2025, SHR mencapai 70 juta ekor per minggu, sehingga melebihi jumlah permintaan atau oversupply,” terang Yeka.
Yeka memprediksi kerugian ini dapat berlanjut hingga akhir Mei 2025 dan mencapai Rp 691,2 miliar jika tidak ada intervensi dari pemerintah. Ia meminta Kementerian Pertanian dan Bapanas untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini.
Beberapa solusi yang ditawarkan Yeka antara lain adalah menyerap kelebihan produksi ayam hidup untuk menjadi cadangan pangan nasional, serta berkoordinasi dengan perusahaan breeding dan feedmill untuk ikut berpartisipasi dalam penyerapan produksi ayam hidup.
Selain itu, Yeka juga meminta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kompetensi pengawasan agar SHR ayam hidup setiap minggu dilaksanakan dengan benar dan tidak melebihi jumlah permintaan.
Kata Kunci: harga ayam, livebird, peternak, kerugian, oversupply, SHR, DOC, Bapanas, Kementerian Pertanian


Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.