Banda Aceh β Ratusan mahasiswa Universitas Abulyatama (Unaya) menggelar aksi damai pada Kamis, 17 April 2025. Mereka menuntut agar pihak kampus mengembalikan sistem perkuliahan tatap muka. Aksi ini berlangsung di depan gerbang kampus Unaya, Banda Aceh.
Mahasiswa menyuarakan aspirasi mereka melalui orasi, spanduk, dan pengeras suara. Mereka menyatakan kecewa dengan kebijakan kampus yang memberlakukan sistem daring. Selain itu, akses ke kampus juga dibatasi selama hampir seminggu.
Jannatul Fatimah, salah satu peserta aksi, mengatakan bahwa mahasiswa kesulitan masuk ke lingkungan kampus. Menurutnya, ada sekelompok orang yang mengaku sebagai Satgas kampus. Mereka memeriksa mahasiswa yang hendak masuk dan melarang sebagian dari mereka.
βKami hanya ingin belajar seperti biasa. Tapi malah diperiksa dan dicurigai. Padahal, kami tidak berpihak pada konflik internal kampus,β ujar Fatimah.
Ia menegaskan bahwa aksi ini murni untuk memperjuangkan hak atas pendidikan yang layak. Mahasiswa berharap agar kegiatan akademik bisa kembali berjalan normal.
Mahasiswa lainnya, Jabir, mengeluhkan sistem pembelajaran daring yang diberlakukan secara tiba-tiba. Ia mengaku kesulitan mengikuti kuliah karena ruang kelas dikunci. Akses ke laboratorium dan fasilitas kampus juga terbatas.
βBelajar jadi tidak maksimal. Kami bingung mau diskusi atau kerja kelompok di mana,β ucap Jabir.
Menurutnya, perkuliahan daring membuat mahasiswa tidak bisa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Ia berharap pihak kampus segera membuka ruang dialog dan menyelesaikan masalah ini.
Aksi mahasiswa Unaya juga menjadi perhatian di media sosial. Salah satu unggahan di akun Instagram @acehworldtimes mencatat interaksi tinggi. Hingga tiga hari setelah aksi, unggahan tersebut mendapat 2.837 likes, 49 komentar, dan dibagikan 74 kali.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kampus terkait tuntutan mahasiswa. Namun, mahasiswa menyatakan akan terus menyuarakan aspirasi mereka secara damai.
(enz)