Dorong Produktivitas Jagung, BPP Kedungwuni Gandeng Polres dan Deruci Agrikultur
Infokotaonline.com, Pekalongan, Jawa Tengah, 6 Mei 2025β Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, terus mendorong peningkatan produktivitas tanaman jagung melalui program demplot yang melibatkan kerja sama lintas sektor.

Selain didukung oleh Polres Pekalongan, program ini juga menggandeng Deruci Agrikultur sebagai mitra pendamping teknis dan penyedia pupuk organik.
Penyuluh BPP Kedungwuni, Muhammad Tomo, mengatakan bahwa benih yang digunakan berasal dari Maxxi Agri dengan jenis Maxxi II.

Dalam kerja sama dengan Polres Pekalongan, ia mengaku menerima bantuan 5 Kg benih jagung untuk kebutuhan demplot untuk 2000 m2 dengan sistem tanam jajar legowo 2 : 1.
Jarak tanam yang dipakai adalah 25 x 90 cm tiap lubang tanamnya.βKendala utama biasanya muncul saat musim hujan. Kalau lahan tidak punya saluran pembuangan air, tanaman bisa tergenang. Padahal jagung itu tidak butuh banyak air, tapi juga tidak boleh kekeringan,β ujar Tomo, Selasa (6/5/2025).
Tomo juga menjelaskan bahwa hama yang paling sering menyerang tanaman jagung adalah ulat, terutama pada usia 15β30 hari. Namun ia tidak melakukan pengendalian khusus.

βBiasanya setelah pemupukan kedua di umur 30 hari, ulat akan hilang dengan sendirinya,β ungkapnya.
Menurut Tomo hama ulat pada jagung tidak begitu berbahaya, selama tanaman jagung sehat dan pertumbuhannya normal.
Dalam hal pemupukan, Tomo menerapkan dua tahap: pertama di usia 10β15 hari, diikuti penyemprotan herbisida Gandewa setelah tiga hari.
Kemudian pemupukan kedua di umur 30 hari, disertai penyemprotan menggunakan pupuk organik cair yang diberikan oleh DeRuci Agrikultur.
βKalau dari awal perawatannya maksimal, insya Allah hasil panen juga bagus. Saya lebih memilih cara hemat biaya, karena kebanyakan petani juga tidak punya sarana pengendalian hama yang lengkap,β tuturnya.
Saat ini, Tomo mengelola lahan jagung seluas 0,7 hektare di BPP dan 0,5 hektare di rumahnya. Ia mulai menanam jagung sejak 2015 dan terus konsisten karena hasilnya menjanjikan.
βKemarin dari 0,7 hektare dapat 3,2 ton jagung kering. Kalau tanahnya normal, bisa sampai 4β5 ton per hektare, untuk hasil kering pipil,β katanya.
Tomo menambahkan, mayoritas petani belum memanfaatkan musim tanam ketiga (MT3) untuk menanam jagung, padahal prospeknya bagus.
Ia berharap lebih banyak petani di Kedungwuni mau menanam jagung pada musim tanam ke tiga agar bisa menambah pendapatan. ( bila ada pengairan : Red)
Sementara itu, konsultan pertanian dari Deruci Agrikultur, Handono Warih, menyampaikan bahwa pihaknya hadir untuk mendampingi program ini dan memperkenalkan produk unggulan seperti Deruci Biofertilizer.
βKami mendukung peningkatan produktivitas jagung lewat penggunaan pupuk organik cair dan hormon alami. Harapannya ini bisa meningkatkan pendapatan petani dan memperluas pengetahuan mereka tentang budidaya jagung, terutama di musim kemarau saat banyak lahan terbengkalai,β jelas Handono.
Dengan adanya kolaborasi ini, BPP Kedungwuni berharap dapat menciptakan sistem pertanian jagung yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. (Batang)


Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.