Salah satu alasan diadakannya sosialisasi atau workshop ini adalah untuk menjaga kesehatan dunia jurnalistik.

Dunia jurnalistik tengah mengalami transformasi besar. Perubahan lanskap media, dari model gagal ke terdesentralisasi, telah “membunuh” β atau lebih tepatnya, mendisrupsi β jurnalis tradisional.

Munculnya media digital dan sosial media telah memberdayakan setiap individu untuk menjadi “jurnalis,” namun sayangnya, hal ini juga memunculkan “jurnalis ngasal” yang memproduksi konten tanpa standar etika dan verifikasi yang memadai.
Oleh karena itu, sosialisasi standar jurnalistik menjadi semakin krusial. Perubahan ini tampak jelas dalam beberapa aspek. Dari segi platform, media lama (TV dan cetak) yang dimiliki korporasi dan berdistribusi satu arah, kini digantikan oleh media digital dan media sosial yang terbuka dan memungkinkan siapa pun menjadi βpenyiarβ.

Proses produksi berita pun berubah dari model kolektif (reporter, editor, produser, kameramen) menjadi individual (vlogger, citizen journalist, konten kreator).
Verifikasi berita yang ketat dan berlapis pada media lama kini bergeser menjadi proses yang lebih minimal dan cepat tayang, seringkali berbasis persepsi.
Model bisnis pun bertransformasi dari ekonomi iklan ke ekonomi perhatian, di mana atensi, bukan lagi iklan, menjadi komoditas utama. Peran redaksi pun terpinggirkan, kalah dengan algoritma dan netizen dalam menentukan viralitas konten.

Konsekuensi dari perubahan ini cukup mengkhawatirkan. Informasi yang tidak akurat, hoaks, dan disinformasi dengan mudah menyebar, mengancam kepercayaan publik dan stabilitas sosial. Kualitas jurnalistik menurun, dan masyarakat kesulitan membedakan fakta dari opini.
Dalam situasi ini, sosialisasi standar jurnalistik bukan hanya penting, tetapi mendesak. Sosialisasi standar jurnalistik bertujuan untuk meningkatkan literasi media masyarakat.

Dengan memahami prinsip-prinsip jurnalistik yang baik, seperti verifikasi fakta, akurasi, keseimbangan, dan etika, masyarakat akan lebih mampu mengkritisi dan mengevaluasi informasi yang mereka terima.
Sosialisasi juga akan memperkuat etika jurnalistik di kalangan praktisi, mengingatkan mereka akan tanggung jawab profesional dan kode etik yang harus dipatuhi.
Sosialisasi yang efektif perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk jurnalis, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan pemerintah. Metode sosialisasi juga perlu beragam, memanfaatkan media konvensional dan digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Program pendidikan dan pelatihan jurnalistik yang berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan praktisi media memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai.
Singkatnya, di tengah perubahan lanskap media yang dinamis, sosialisasi standar jurnalistik bukan sekadar penting, tetapi merupakan kunci untuk menjaga kualitas informasi, melindungi publik, dan mempertahankan integritas profesi jurnalistik.
Hanya dengan demikian, jurnalistik dapat tetap hidup dan berperan sebagai pilar demokrasi yang kuat.
Betul, sosialisasi standar jurnalistik sangat penting untuk beberapa alasan krusial. Hal ini membantu memastikan kualitas informasi yang beredar di masyarakat, melindungi publik dari informasi yang menyesatkan atau tidak akurat, dan menjaga integritas profesi jurnalistik itu sendiri.
Sosialisasi ini juga penting untuk:
– Meningkatkan Literasi Media: Sosialisasi akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengkritisi dan mengevaluasi informasi yang mereka terima, membedakan fakta dari opini, dan mengenali berita hoaks.
– Mencegah Misinformasi dan Disinformasi: Dengan memahami standar jurnalistik, masyarakat akan lebih mampu mengenali dan menolak berita bohong atau yang sengaja disebar untuk tujuan tertentu.
– Memperkuat Etika Jurnalistik: Sosialisasi mengingatkan para jurnalis akan pentingnya kode etik dan standar profesional dalam menjalankan tugasnya.
– Meningkatkan Kredibilitas Media: Media yang konsisten menerapkan standar jurnalistik akan lebih dipercaya dan dihormati oleh publik.
– Membangun Kepercayaan Publik: Kepercayaan publik terhadap media sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan demokrasi. Sosialisasi standar jurnalistik berkontribusi untuk membangun kepercayaan tersebut.
– Menyesuaikan dengan Perkembangan Teknologi: Sosialisasi perlu mengakomodasi perubahan lanskap media, termasuk perkembangan teknologi digital dan media sosial.
Sosialisasi yang efektif perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk jurnalis, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan pemerintah.
Metode sosialisasi juga perlu beragam, memanfaatkan media konvensional dan digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.