Mencari Perspektif di Tengah Keriuhan: Sebuah Perenungan dari Aveus Har

Mencari Perspektif di Tengah Keriuhan: Sebuah Perenungan dari Aveus Har

Pekalongan, 19 Mei 2025 – Dunia sastra, khususnya di era informasi yang serba cepat dan penuh keriuhan ini, menuntut penulis untuk lebih dari sekadar melaporkan fakta. Hal ini diungkapkan Aveus Har, cerpenis terbaik Kompas tahun 2023, dalam sebuah sesi perenungan yang mendalam di acara Creative Talk di TBM Rumah Baca Pintar Kranji, Kedungwuni, Pekalongan, pada 18 Mei 2023.

Dalam sesi tersebut, Aveus Har membagikan pengalaman dan proses kreatifnya dalam menciptakan karya sastra yang bermakna. Ia memulai proses kreatifnya dengan diam, merenung, dan mencoba memahami perubahan yang terjadi dalam diri sendiri dan masyarakat.

Pengalamannya mengirimkan cerpen berjudul “Istri Sempurna” ke berbagai media, seperti Kompas, Tempo, dan Solo Pos, menunjukkan bagaimana karya yang berfokus pada perenungan dan perspektif yang berbeda, tidak selalu mudah diterima oleh pasar yang terbiasa dengan cerita-cerita yang bersifat aktual dan lokalitas semata.

Aveus Har mengamati pergeseran tren di media massa, khususnya Kompas dan Jawa Pos. Media-media tersebut kini lebih tertarik pada karya yang menawarkan perspektif baru dan perenungan mendalam atas isu-isu terkini, bukan sekadar pelaporan peristiwa.

Ia menekankan pentingnya proses “mengendapkan” isu-isu yang ramai diperbincangkan agar dapat diangkat menjadi karya sastra yang berbobot. Proses ini, menurutnya, mirip dengan tahap membaca tingkat lanjut, di mana pembaca tidak hanya menerima informasi, tetapi juga membentuk opini dan argumen sendiri.

Aveus Har melihat keriuhan informasi saat ini sebagai upaya pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu krusial yang mungkin disembunyikan. Ia mencontohkan isu-isu seperti hilangnya pagar laut, kipas angin, dan Danareksa.

Aveus Har juga mengutip pernyataan seorang politisi terkait isu “nasi goreng” yang menurutnya menyimpan kegelisahan mendalam tentang hubungan masyarakat dan pemerintah.

Dalam proses kreatifnya, Aveus Har menekankan pentingnya membangun estetika dalam karya sastra. Ia mempelajari berbagai aliran sastra, dari realisme hingga surealisme, dan menerapkannya secara intuitif tanpa terpaku pada teori.

Baginya, rangsangan kreativitas berasal dari membaca dan pengalaman hidup, bukan hanya dari teori dan teknik menulis. Ia mengingatkan bahwa banyaknya pelatihan dan sertifikat menulis tidak menjamin kualitas karya jika proses membaca dan pemahaman atas isu-isu sosial tidak berkembang hingga tahap analisis yang mendalam.

Aveus Har juga berbagi pengalamannya dalam mengikuti lomba menulis cerpen, di mana karyanya yang bertemakan perenungan justru kurang diminati dibandingkan karya yang lebih mengikuti tren.

Namun, ia tetap optimis dan menekankan bahwa keberhasilan karya sastra tidak hanya ditentukan oleh popularitas, tetapi juga oleh kemampuannya untuk menyentuh hati dan pikiran pembaca dengan perspektif yang unik dan bermakna.

Drc

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *