Tukoni.co.id, Aplikasi Karya Anak Muda Pekalongan yang Potong Rantai Tengkulak

Inovasi digital kembali lahir dari tangan anak muda Pekalongan. Lewat aplikasi Tukoni.co.id, mereka menghadirkan solusi bagi petani untuk menjual hasil panen secara langsung ke konsumen, tanpa perantara tengkulak. Platform ini diperkenalkan dalam acara sosialisasi digital marketing di Aula DKPP Kabupaten Pekalongan, Selasa (3/6/2025), yang diikuti para penyuluh pertanian se-Kabupaten Pekalongan.

Manajer Bisnis Tukoni.co.id, Fathan Tegar Pamungkas, menjelaskan bahwa aplikasi ini diciptakan untuk membantu petani menentukan harga jual yang layak atas hasil jerih payah mereka.

“Petani sudah merawat dari benih sampai panen, tapi mereka tidak punya nilai harga jual karena dikuasai tengkulak. Maka dari itu, kami hadirkan Tukoni agar petani bisa menentukan harga sendiri dan menghargai hasil mereka,” ujar Fathan.

Ia menambahkan, ide awal Tukoni muncul dari diskusi keluarga.

“Ponakan saya datang ke rumah, menyampaikan keinginan membuat platform digital yang bisa bantu petani. Akhirnya tercetuslah Tukoni.co.id sebagai jembatan pemasaran hasil pertanian, baik yang mentah maupun yang sudah diolah,” jelasnya.

Fathan berharap Tukoni bisa menjadi pionir pertanian digital di Pekalongan.

“Platform ini murni karya anak-anak muda Pekalongan. Harapannya, petani kita bisa selangkah lebih maju dari daerah lain,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, Ari Lailani, yang juga membuka secara lamgsu6 acara tersebut, menyambut baik kehadiran aplikasi ini. Ia menilai digital marketing menjadi jawaban atas tantangan distribusi dan promosi produk pertanian di era industri 4.0.

“Harapannya, pemasaran digital ini bisa mendekatkan produk-produk hilir seperti keripik, kerupuk, dan olahan lainnya kepada pembeli. Tapi yang penting bukan hanya didekatkan, melainkan juga menumbuhkan keinginan membeli,” kata Ari.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas dan kontinuitas pasokan.

“misalnya Kalau jual manggis yang dipanen terlalu muda dan kualitasnya buruk, pembeli akan kecewa dan enggan beli lagi. Ini yang harus jadi perhatian, kepuasan konsumen harus dijaga agar pembeli melakukan transaksi berkelanjutan.” Jelas ari.

Dukungan terhadap inovasi ini juga datang dari Didi Komarudin, perwakilan Duta Petani Milenial Kabupaten Pekalongan. Ia menyebut Tukoni sebagai langkah maju bagi pertanian daerah.

“Kami akan follow up terus kegiatan yang dikembangkan oleh PT Toko Tani Niaga Indonesia ini. Sekarang kita berada di era industri 4.0, distribusi hasil pertanian perlu efisiensi dan digital marketing sangat mendukung itu,” ujarnya.

(Fahri)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *