Ribuan Guru Demo di Meksiko, Tuntut Revisi Pensiun dan Tambahan Gaji

Mexico city — Ribuan guru di Meksiko turun ke jalan menuntut perubahan sistem pensiun dan peningkatan kesejahteraan. Mereka melakukan unjuk rasa besar-besaran di alun-alun Zócalo, Mexico City, (6/6/2025).

Aksi ini dipimpin oleh Koordinasi Nasional Pekerja Pendidikan (CNTE) dan menjadi bagian dari gerakan protes nasional terhadap reformasi pendidikan yang berlaku sejak 2019.

Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan diwarnai dengan ketegangan. Sebagian peserta dilaporkan merusak gedung-gedung pemerintahan sebagai bentuk kemarahan terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak adil.

Elvira Veleces Morales, salah satu pemimpin serikat, menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintah. “Kami menolak Undang-Undang ISSSTE 2007 yang mengatur pensiun dengan syarat yang lebih berat. Pria kini harus bekerja hingga usia 65 tahun, dan wanita harus memiliki masa kerja 30 tahun. Ini sangat memberatkan,” ujarnya, dikutip dari Reuters.

Selain soal pensiun, para guru juga mengecam reformasi pendidikan yang disebut sebagai “reformasi Pena-AMLO”. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak memperbaiki kondisi pendidikan, justru memperparah beban birokrasi bagi guru di lapangan.

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, sebelumnya telah mengumumkan kenaikan gaji guru. Namun, hal ini tidak cukup meredakan amarah para pendidik. “Kenaikan itu hanya angka di atas kertas. Realitas di lapangan tetap sulit, dan beban kerja kami terus meningkat,” kata Elvira.

Menurut para demonstran, pemerintah gagal mendengarkan suara guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional. Mereka mendesak adanya perubahan total terhadap sistem pendidikan dan jaminan pensiun. Aksi protes ini bukan yang pertama, tetapi termasuk yang terbesar dan paling tegas dalam beberapa tahun terakhir.

Sejumlah peserta aksi tetap bertahan di lokasi dan menyatakan akan terus berunjuk rasa hingga tuntutan mereka dipenuhi. Mereka membawa spanduk, poster, dan menyuarakan protes dengan orasi sepanjang hari.

Pihak kepolisian dikerahkan untuk menjaga ketertiban, sementara pemerintah melalui juru bicara resminya menyatakan terbuka untuk berdialog. “Kami memahami keresahan guru, tetapi tindakan perusakan tidak akan kami toleransi,” demikian pernyataan resmi yang dirilis pemerintah.

Situasi di pusat kota Mexico City masih terus dipantau. Hingga kini, belum ada pernyataan lebih lanjut dari pemerintah mengenai kemungkinan negosiasi lanjutan. Sementara itu, CNTE menyatakan siap membuka ruang dialog jika pemerintah menunjukkan niat serius dalam menanggapi tuntutan.

Aksi ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan di Meksiko masih menjadi persoalan besar. Para guru berharap suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti secara nyata oleh pemimpin negara.

Sumber: Reuters

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *