Terorisme Pertanian: Warga China Selundupkan Jamur Berbahaya ke AS

Jakarta โ€” Amerika Serikat menghadapi ancaman serius dalam bentuk baru: terorisme pertanian. Hal ini terungkap setelah dua warga China didakwa menyelundupkan jamur berbahaya ke wilayah Midwest dengan tujuan menginfeksi lahan pertanian.

Warga yang dituduh adalah Yunqing Jian, 33 tahun, seorang pegawai di Universitas Michigan, dan pasangannya, Dr Zunyong Liu, 34 tahun. Jian kini ditahan di Detroit tanpa jaminan, sementara Liu dilaporkan kembali ke China dan masih buron.

Pihak berwenang mengatakan mereka membawa jamur dalam kantong plastik kecil saat masuk ke AS. โ€œTujuannya adalah mengganggu rantai makanan,โ€ kata Dr Jerrald Leikin dari Universitas Illinois-Chicago, di kutip dari NBC Chicago, Jumat (6/6/2025).

Menurut Leikin, jamur itu berpotensi menjadi senjata biologis. Ia mengatakan rencana ini mirip dengan strategi era Uni Soviet yang menggunakan mikotoksin, racun berbahaya yang dapat mencemari tanaman dan hewan.

โ€œKalau benar dijalankan, dampaknya sangat besar. Bisa membuat miliaran dolar lenyap hanya untuk melacak asal sumber dan membersihkannya,โ€ ujarnya. Ia menambahkan bahwa penanganan kasus semacam ini melibatkan karantina produk, isolasi hewan ternak, dan pengujian besar-besaran di sektor pertanian.

Jenis jamur yang diselundupkan disebut sulit dideteksi. โ€œKeracunan makanan dari jenis ini sangat susah dikenali. Dokter di rumah sakit pun belum tentu bisa langsung mengetahuinya,โ€ jelas Leikin.

Penyelidikan mengungkap bahwa Liu adalah anggota aktif Partai Komunis China. Sedangkan Jian berbohong saat masuk melalui bandara Detroit, dengan alasan membawa jamur itu untuk penelitian.

โ€œIni kasus yang sangat jarang. Biasanya dakwaan seperti ini tidak terjadi pada kasus jamur atau bakteri,โ€ ungkap Leikin.

Universitas Michigan, tempat Jian bekerja, merespons cepat dengan pernyataan resmi. โ€œKami mengutuk keras segala tindakan yang dapat membahayakan masyarakat, mengancam keamanan nasional, atau merusak misi publik universitas,โ€ tulis pernyataan itu.

Pihak universitas menegaskan tidak menerima pendanaan dari pemerintah China. Namun, otoritas federal yakin ada dukungan negara dalam aksi ini. Mereka menyoroti pola pendanaan serta kegiatan akademik yang dilakukan oleh kedua tersangka.

Kasus ini dinilai sebagai peringatan penting bagi AS tentang ancaman biologis terhadap sektor pangan. Seorang pejabat keamanan dalam negeri menyebut, โ€œMedan perang kini bukan hanya militer, tapi juga ladang pertanian. Jagung, gandum, dan kedelai bisa jadi sasaran berikutnya.โ€

FBI dan otoritas keamanan lainnya saat ini memperluas penyelidikan, termasuk mengevaluasi sistem pengawasan biosekuriti di bandara dan perguruan tinggi. Pemerintah AS juga mempertimbangkan pengetatan pengawasan terhadap riset asing di lembaga pendidikan.

Ancaman ini bukan hanya soal penyakit, tapi juga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional. Serangan dalam bentuk senyap seperti ini menunjukkan bahwa terorisme terus berkembang dan beradaptasi dengan cara yang makin canggih.

Sumber: NBC

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *