Kakao Pekalongan, Diminati Luar Negeri Namun Sayang Stok Sedikit

infokotaonline.com, Pekalongan, 12 Juni 2025 – Potensi kakao dan rempah-rempah Kabupaten Pekalongan untuk menembus pasar global tampaknya masih terkendala kuantitas produksi.

Meski memiliki iklim yang sangat mendukung, kurangnya budidaya dan minimnya pengetahuan petani terkait pemeliharaan tanaman menjadi tantangan utama.

Hal ini diungkapkan Nirwan, seorang pelaku usaha jual beli rempah-rempah yang menaungi “Nirwan Mitra Rempah Pekalongan”. Berlokasi di Desa Gandarum, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, usaha yang telah berjalan hampir lima tahun ini fokus pada komoditas ekspor seperti kakao, kopi, cengkeh, kapulaga, dan biji lengkuas.

Minimnya Produksi, Terbukanya Peluang Besar

Nirwan menjelaskan bahwa aktivitas transaksinya melibatkan pembelian langsung dari petani dengan harga standar pabrik, kemudian disuplai ke gudang atau pabrik eksportir.

Namun, kendala utama yang ia hadapi adalah jumlah produksi kakao yang masih terbilang kurang. “Padahal kebutuhan ekspor sangat luas sekali, sangat besar sekali.

Namun, kurangnya budidaya yang ada di Kabupaten Pekalongan sehingga untuk memenuhi kuota ekspor sebenarnya jauh dari kebutuhan, masih sangat kurang sekali,” keluhnya.

Ia mencontohkan, harga kakao kering dengan kadar air maksimal 14% saat ini berkisar antara Rp 90.000 hingga Rp 110.000 per kilogram.

Produksi kakao di Kabupaten Pekalongan sendiri tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Paninggaran, Kandang Serang, Lebak Barang, serta beberapa desa di Kecamatan Kajen.

Melihat kondisi ini, Nirwan memiliki harapan besar. “Harapannya dari berbagai lini, terutama dari pemerintah, itu mendukung untuk budidaya sehingga jumlah produksi hasil panen seperti kakao, kopi itu melimpah,” ujarnya.

Ia sangat berharap Kabupaten Pekalongan dapat menjadi eksportir langsung, tidak hanya sebagai penyuplai ke kota-kota besar yang memiliki eksportir seperti Jawa Barat, Tangerang, Semarang, atau Ungaran.

Pekalongan Surga Kakao yang Terabaikan?

Ketika disinggung mengenai kecocokan iklim dan cuaca di Pekalongan untuk kakao, Nirwan menegaskan, “Sangat-sangat cocok sekali untuk tanaman kakao itu, bagus untuk hasilnya.” Sayangnya, minimnya pengetahuan petani terkait pemeliharaan sering menyebabkan penyakit seperti busuk batang dan busuk buah.

Padahal, permintaan pasar, terutama ekspor, sangat besar karena kakao termasuk komoditi ekspor.

Nirwan sendiri juga merupakan pelaku petani kakao dan telah mencoba membudidayakan di beberapa lahannya. Menurutnya, proses seleksi grading dan kualifikasi produk untuk ekspor pun tidak terlalu sulit, asalkan biji kakao tidak terserang penyakit dan berisi penuh.

“Peluang untuk Pekalongan menjadi eksportir kakao sebenarnya cukup besar, terutama di Kabupaten Pekalongan sendiri untuk lahan juga masih terbilang banyak yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya kakao,” imbuhnya optimistis.

Dukungan Pemerintah dan Pemanfaatan Lahan Tidur

Meskipun masih mengelola usaha secara mandiri, Nirwan mengapresiasi dukungan dari dinas terkait. “Semenjak kami mencoba budidaya kakao, kami komunikasi dengan pihak dinas terkait, Dinas Pertanian, langsung direspon dengan cepat untuk kebutuhan dan kemudahan pupuk subsidi kakao,” ceritanya.

Ia mencontohkan proses pengajuan pupuk subsidi yang cepat tanggap, hanya sekitar dua bulan.

Menyikapi potensi ini, Teguh Ning Wibowo , S.Pi, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Setempat, yang kebetulan meninjau wilayah pertanian di Gandarum, Kecamatan Kajen, juga memberikan kontribusi.

“Potensi ekspor kakao dan rempah-rempah bagus, sebaiknya untuk lahan tidur dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman-tanaman tersebut,” tutur Teguh.

Namun, ia memberikan catatan penting. “Perlu kami tekankan, jangan mengalihfungsikan lahan produktif untuk pangan dan holtikultura menjadi lahan perkebunan, karena sudah ada fungsinya sendiri-sendiri.”

Teguh berharap dengan termanfaatkannya lahan tidur yang kurang produktif, Pekalongan bisa menambah produksi kakao dan rempah-rempah yang sangat diminati pasar global.

Pesan untuk Petani: Manfaatkan Lahan, Tingkatkan Ekonomi

Nirwan pun menyampaikan pesan kepada para petani dan pemilik lahan yang lahannya masih terabaikan. “Manfaatkanlah lahan yang masih tidur terutama untuk tanaman kakao karena tanaman kakao itu tidak bermusim, jadi terus itu bergulir, berbuah terus, berbunga terus, dan untuk harganya pun terbilang cukuplah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. Sebuah ajakan yang selaras dengan visi menjadikan Pekalongan sebagai pemain utama di pasar ekspor komoditas rempah-rempah.

Drc

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *