Produksi Gula RI Diproyeksi Capai 2,9 Juta Ton, Mentan Optimistis Swasembada Tercapai

Infokotaonline.com, Jakarta – Produksi gula nasional diperkirakan akan mencapai 2,9 juta ton pada 2025, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia kian dekat menuju swasembada gula.

β€œKita optimis swasembada gula segera tercapai. Produksi gula putih kita sudah hampir mencukupi kebutuhan domestik. Target kita bukan hanya gula konsumsi, tapi juga untuk kebutuhan industri,” kata Amran saat memberikan keterangan usai Rapat Koordinasi Pengembangan Tebu di Surabaya, Rabu (11/6/2025).

Sebagai catatan, produksi gula pada 2024 mencapai 2,46 juta ton, meningkat 8,57% dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,27 juta ton. Kementerian Pertanian menargetkan swasembada gula konsumsi bisa dicapai paling lambat pada 2028, sedangkan swasembada gula industri ditargetkan tercapai pada 2030.

Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Untuk mendorong peningkatan produksi, Kementan mengusung dua strategi utama: intensifikasi dan ekstensifikasi. Pada intensifikasi, fokus diarahkan pada perbaikan sistem irigasi, penggunaan benih unggul, efisiensi pengolahan lahan, dan penanganan kondisi tanaman ratoon (tebu sisa panen).

β€œSekitar 86% ratoon kita usianya di atas tiga tahun. Itu artinya sudah tidak produktif dan harus segera dibongkar. Targetnya, dalam tiga tahun seluruh ratoon ini harus diganti,” ujar Amran tegas.

Pemerintah juga akan memperkuat dukungan sarana produksi melalui subsidi pupuk, peningkatan infrastruktur pertanian, serta bantuan benih berkualitas hasil kerja sama dengan BUMN seperti PTPN.

Sementara itu, strategi ekstensifikasi akan dilakukan melalui perluasan lahan tebu baru hingga 200.000 hektare, sebagai bagian dari target 500.000 hektare lahan tebu nasional. Kolaborasi dengan PTPN akan menjadi pilar utama dalam program perluasan tersebut.

β€œTarget 200.000 hektare itu minimal. Kita ingin mulai tanam tahun ini dan selesaikan dalam tiga tahun ke depan. Pemerintah menyiapkan anggaran antara Rp10 hingga Rp40 triliun untuk mendukung perluasan ini,” tambahnya.

Dorong Reformasi Kredit dan Regulasi

Selain aspek teknis, Amran juga menyoroti pentingnya reformasi regulasi, khususnya pada akses petani terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia menilai sistem akumulasi yang saat ini diterapkan justru menghambat petani dalam mengakses pembiayaan.

β€œKalau petani bayar lancar setiap tahun, kenapa tidak bisa pinjam lagi? Sistem akumulasi ini harus dihapus agar petani bisa terus bergerak. Saat ini kalau sudah menyentuh Rp500 juta, petani tidak bisa akses lagi, padahal mereka butuh untuk ekspansi,” tegas Amran.

(csw)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *