Ilyas Resmi Pimpin HMI Pekalongan, Prioritaskan Kaderisasi dan Transformasi LKBHMI

Infokotaonline.com, Pekalongan – Ilyas resmi dilantik sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekalongan pada Minggu (29/6/2025), dengan menegaskan dua agenda strategis sebagai fokus utama kepemimpinannya: penguatan sistem kaderisasi dan pembentukan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam Indonesia (LKBHMI) di Pekalongan.

β€œKarena HMI adalah organisasi kaderisasi, fokus utama kami adalah penyelenggaraan Senior Course Training untuk mencetak kader yang kompeten sebagai instruktur,” tegas Ilyas dalam sambutannya usai dilantik.

Program ini bertujuan memperkuat identitas HMI sebagai organisasi pembinaan intelektual, sekaligus menjawab tantangan regenerasi kepemimpinan yang semakin kompleks di tengah dinamika zaman.

Selain kaderisasi, Ilyas juga menargetkan berdirinya LKBHMI Pekalongan sebagai platform pemberdayaan kader di bidang hukum. Lembaga ini tidak hanya akan memberi layanan konsultasi hukum, tetapi juga diarahkan menjadi garda terdepan dalam mengadvokasi keadilan sosial dan mengawal kebijakan publik secara kritis dan konstruktif.

β€œKami ingin LKBHMI menjadi agen perubahan yang berani menantang status quo, mengkritisi ketimpangan, dan memperjuangkan perspektif hukum yang inklusif berbasis keadilan Islam,” jelasnya.

Ia pun mendorong kader HMI untuk tampil sebagai representasi intelektual yang bertanggung jawab dan berkontribusi nyata di tengah masyarakat. Menurutnya, keberadaan individu berpendidikan tinggi belum tentu memberi dampak apabila tidak diarahkan secara kolektif dalam wadah perjuangan yang terorganisir.

β€œHMI harus mampu menegaskan eksistensinya sebagai kekuatan intelektual yang bermanfaat bagi organisasi, masyarakat, dan pemerintah,” kata Ilyas.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya HMI Pekalongan untuk terlibat aktif dalam mengawal kebijakan pemerintah daerah. Bagi Ilyas, HMI memiliki peran strategis sebagai mitra kritis dan mitra strategis bagi masyarakat, kampus, dan pemerintah, terutama melalui aktivisme sosial dan advokasi publik.

β€œHMI tidak boleh diam saat melihat ketimpangan. Kita harus hadir sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat,” ujarnya.

Terkait tantangan ke depan, Ilyas menilai perkembangan zaman dan transformasi teknologi menuntut perubahan cara kaderisasi. Ia menekankan bahwa pendekatan konvensional tidak lagi memadai di era digital dan sosial media saat ini, yang disebutnya sebagai Era 5.0.

β€œKita harus adaptif. Kaderisasi tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode lama. Harus inovatif dan menjawab kebutuhan generasi muda hari ini,” tandasnya.

(war)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *