CPI Jateng Berikan Bekal Teknis dan Motivasi untuk 180 Peternak di Purbalingga dan Banjarnegara

Infokotaonline.com, Banjarnegara – Sebanyak 180 peternak layer dari wilayah Purbalingga dan Banjarnegara mendapatkan pembekalan teknis dalam talkshow edukatif bertema “Ayam Waras… Produksi Ngegas… Peternak Puas…” yang digelar oleh PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Area Jawa Tengah pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025.

Acara ini merupakan bentuk komitmen CPI dalam mendampingi peternak mitra, khususnya dari PT Tyas Farm Purbalingga dan PT Ringcing PS Banjarnegara, untuk meningkatkan performa ayam petelur serta hasil usaha peternakan secara berkelanjutan.

Talkshow yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman. Sesi pertama dibuka oleh drh. Andika Indra Kusumaningrum, M.Si, selaku Koordinator Nutrition and Technical Support CPI Area Jawa Tengah. Ia menekankan pentingnya penggunaan pakan probiotik sebagai strategi peningkatan efisiensi dan kesehatan ayam.

“Penambahan probiotik terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan produksi telur, memperbaiki kesehatan ayam, serta menurunkan angka mortalitas. Selain itu, kotoran ayam jadi lebih kering, menjadikan kandang lebih nyaman,” ujar Andika dalam pemaparannya.

Andika juga menjelaskan bahwa probiotik mampu menekan bakteri patogen di saluran cerna ayam dan mendukung pertumbuhan mikroba baik, sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih optimal dan biaya pakan dapat ditekan.

Pada sesi berikutnya, I Dewa Made Santana dari Hy-Line International memaparkan tips sukses memelihara ayam layer modern. Ia menyoroti pentingnya pemilihan bibit unggul sebagai pondasi keberhasilan budidaya, terutama strain Hy-Line Brownmax yang dinilai mampu memberikan keuntungan tambahan signifikan bagi peternak.

“Dengan Brownmax, peternak bisa menambah pendapatan hingga Rp 64.450 per ekor dan menghemat pakan sekitar 0,74 kg per ekor, setara dengan Rp 4.810 per ekor,” jelas Dewa.

Dewa juga menegaskan pentingnya kualitas pullet atau ayam dara sebagai investasi jangka panjang. Menurutnya, memilih pullet berkualitas tinggi akan memengaruhi performa produksi selama masa pemeliharaan. Indikator pentingnya antara lain berat badan ideal, struktur tubuh proporsional, tulang kuat, serta kesehatan saluran cerna dan pernapasan.

“Jangan lihat pullet sebagai beban biaya, tapi sebagai investasi. Salah pilih di awal, biayanya bisa lebih mahal di akhir,” tegas Dewa.

Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung selama acara. Banyak peternak menyampaikan pertanyaan dan berbagi pengalaman, menjadikan forum ini sebagai ajang bertukar ilmu dan memperluas jaringan sesama peternak layer.

(war)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *