Diskusi Publik “Membaca Masa Depan: Menentukan Arah Literasi Generasi Kebumen” Dorong Sinergi Komunitas untuk Bangun Budaya Literasi
Infokotaonline.com, Kebumen, Jawa Tengah, 5 Juli 2025 – Kafe Literasi Hridya Coffee menjadi saksi gelaran diskusi publik bertajuk “Membaca Masa Depan: Menentukan Arah Literasi Generasi Kebumen” yang berlangsung pada Sabtu malam, 5 Juli 2025.
Acara yang dihadiri oleh pegiat literasi, penulis, dan filsuf ini menegaskan urgensi penguatan sinergi antar komunitas literasi di Kebumen guna membangun budaya baca dan tulis yang berkelanjutan.
Diskusi yang dimoderatori oleh Ki Plered menghadirkan narasumber seperti Ribut Achwandi (Pegiat Literasi), Henny Surya Ningsih (Script Writer), dan Nidzar Amanul Hakim (Bachelor of Philosophy) yang kini sedang berlibur di Indonesia setelah bekerja di Amerika.
Nidzar menyoroti pentingnya keberlanjutan kegiatan literasi, bukan sekadar acara seremonial. “Visi kami adalah menjadikan perkumpulan literasi ini kontinu dan nyata di masyarakat, membangun peradaban Kebumen melalui literasi,” ujarnya.
Namun, Nidzar juga mengungkap tantangan utama yang dihadapi, yakni banyaknya generasi muda yang secara administratif terdaftar di Kebumen tetapi tidak menetap secara fisik.
“Mengumpulkan massa literasi lokal cukup sulit karena sebagian besar generasi muda berada di luar Kebumen,” jelasnya. Untuk mengatasi hal ini, pihak penyelenggara berencana memperkuat jaringan dan memanfaatkan media untuk menggaungkan literasi secara lebih luas.
Masih Banyak Tantangan Literasi di Kebumen
Sementara itu, Rayungsasi Nugrohosiwi, salah satu peserta dari komunitas lokal, mengapresiasi antusiasme peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi. Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap ruang dan dukungan bagi kegiatan literasi generasi muda di Kebumen. “Kita butuh ruang yang memadai untuk mengembangkan literasi dan ilmu pengetahuan bagi anak muda,” katanya.
Diskusi juga menyinggung filosofi literasi sebagai fondasi manusia merdeka berpikir. Nidzar mengutip filsuf René Descartes, “Aku berpikir maka aku ada,” dan memodifikasi menjadi, “Aku berliterasi maka aku ada.”
Artinya, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi menjadi kunci eksistensi dan pembentukan peradaban baru yang mandiri dan berdaya. Para narasumber sepakat bahwa literasi harus menjadi prinsip hidup yang dijalankan secara konsisten, bukan hanya tren sesaat.
Nidzar menutup dengan pesan inspiratif dari filsuf Ceko Milan Kundera, “Jika kamu ingin menguasai peradaban, kuasailah literasinya.” Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak berhenti berliterasi agar tidak terjebak dalam keterbelakangan.
Acara ini juga menjadi ajang membangun jejaring antar komunitas literasi seperti Kincir Ilmu, Kebumen Book Party, Perpus Jalanan, dan Gerbang Ma’iyah. Sinergi ini diharapkan mampu menghadirkan program-program inovatif dan produktif yang berdampak langsung bagi masyarakat Kebumen, termasuk pelatihan, sosialisasi, dan kegiatan kreatif lainnya.
Meski antusiasme tinggi, tantangan nyata masih ada, terutama dalam menjangkau generasi muda yang tersebar dan memobilisasi mereka untuk aktif dalam gerakan literasi lokal. Selain itu, dukungan pemerintah dan penyediaan ruang publik yang representatif menjadi faktor penting agar literasi dapat tumbuh dengan optimal.
Diskusi publik di Kafe Literasi Hridya Coffee ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kondisi literasi di Kebumen dan merancang langkah strategis kedepan.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, para pegiat literasi berharap Kebumen dapat menjadi contoh daerah yang berhasil membangun generasi literat yang visioner dan berdaya saing.
Drc

Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.