Infokotaonline.com, Pemalang β Upaya pelestarian warisan budaya kembali dilakukan Pemerintah Kabupaten Pemalang dengan menggandeng Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dalam program digitalisasi naskah kuno. Salah satu temuan penting dalam kegiatan ini adalah sebuah kitab kuno yang ditulis pada tahun 1700-an, berisi tentang syariat dan hukum Islam.
Kegiatan digitalisasi tersebut berlangsung pada 15 hingga 16 Juni 2025 dan melibatkan Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Pemalang sebagai mitra pelaksana. Tujuannya adalah untuk menjaga kondisi fisik naskah yang rentan rusak akibat usia, sekaligus mempermudah akses generasi mendatang terhadap kekayaan literasi masa lampau.
Ketua Lesbumi Pemalang, Dastro Mertadiwangsa, mengungkapkan bahwa kitab tertua yang ditemukan berasal dari abad ke-18. Naskah itu tidak hanya berusia lebih dari tiga abad, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan keilmuan tinggi.
“Yang paling tua berasal dari tahun 1700-an. Isinya membahas syariat dan hukum Islam,” ujarnya.
Mayoritas naskah yang di digitalisasi ditulis dalam aksara Arab Pegonβyaitu aksara Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa. Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi literasi Islam telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa pada masa lampau.
Menurut Dastro, sebuah naskah dapat dikategorikan sebagai kuno apabila usianya telah melewati lima dekade. Dengan demikian, naskah-naskah tua yang tersebar di berbagai pondok pesantren, masjid, maupun rumah warga berpotensi menjadi objek digitalisasi yang bernilai tinggi.
βKalau sudah lebih dari 50 tahun, naskah itu tergolong kuno dan bisa dilestarikan melalui digitalisasi,β jelasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pemalang menyambut baik kolaborasi ini. Ia menyatakan, program digitalisasi bukan hanya untuk menyelamatkan fisik naskah, tetapi juga menjaga pengetahuan dan nilai-nilai lokal agar tetap hidup di era digital.
Upaya ini juga menjadi langkah awal untuk membangun arsip digital budaya lokal yang bisa dimanfaatkan oleh pelajar, peneliti, maupun masyarakat umum. Melalui proses dokumentasi digital, warisan intelektual Islam dari masa lalu dapat dinikmati tanpa merusak naskah asli.
Pemalang sendiri dikenal memiliki kekayaan literasi keislaman dan budaya yang cukup melimpah. Sayangnya, banyak dari naskah tersebut belum terdokumentasi secara baik. Dengan adanya program ini, diharapkan makin banyak naskah yang terselamatkan dan dihidupkan kembali nilainya.
(war)