Cegah Pernikahan Dini, Penyuluh Agama Batang Edukasi Siswa SMKN 1

Infokotaonline.com, Batang – Upaya mencegah pernikahan dini terus digencarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batang. Kali ini, penyuluh agama Islam hadir di SMK Negeri 1 Batang, memberikan edukasi langsung kepada para pelajar agar tidak tergesa-gesa melangkah ke jenjang pernikahan sebelum waktunya.

Acara yang digelar di Aula SMKN 1 Batang, Kamis (17/7/2025), menghadirkan tiga pemateri sekaligus: Syifagesti Hukma Nafila, Widdy Kurniawan, dan Saeful Human. Mereka mengemas materi dengan pendekatan edukatif dan dialogis, yang disesuaikan dengan psikologi remaja agar mudah dipahami dan diterima.

Dalam pemaparannya, Syifagesti mengungkapkan bahwa pernikahan dini masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Mengutip data UNICEF tahun 2024, ia menyebutkan bahwa sekitar 25 persen perempuan Indonesia menikah di usia 16–18 tahun. Padahal, berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, batas usia minimal untuk menikah adalah 19 tahun.

β€œFenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi, rendahnya pendidikan, budaya yang masih melanggengkan pernikahan muda, hingga minimnya literasi media dan pengaruh lingkungan pergaulan,” jelasnya.

Secara agama, Syifagesti menjelaskan bahwa memang tidak ada larangan mutlak menikah di bawah usia 19 tahun. Namun, karena Indonesia adalah negara hukum, maka ketentuan undang-undang tetap harus dihormati. β€œDi KUA, pengajuan pernikahan dari calon yang belum cukup usia akan otomatis ditolak,” tegasnya.

Widdy Kurniawan menambahkan bahwa masa remaja harus digunakan untuk membentuk pondasi masa depan yang kuat, termasuk dalam hal kesiapan berkeluarga. Ia mengajak para siswa untuk menyalurkan keinginan menikah melalui kegiatan-kegiatan positif.

β€œKalau sudah ada keinginan menikah, salurkan dulu lewat belajar serius, aktif dalam ekstrakurikuler, berpuasa, atau ikut kegiatan sosial. Pernikahan itu butuh kesiapan ilmu, fisik, mental, finansial, dan spiritual,” ujar Widdy.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang cukup interaktif. Para siswa menunjukkan antusiasme tinggi. Beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan seputar tekanan sosial dan kesiapan mental dalam menghadapi pernikahan.

Saeful Human menekankan pentingnya berpikir jangka panjang. β€œJangan jadikan pernikahan sebagai pelarian dari masalah atau tekanan sosial. Justru itu harus jadi keputusan paling matang dalam hidup,” ujarnya.

Dengan adanya penyuluhan ini, para pelajar diharapkan memiliki kesadaran lebih untuk menunda pernikahan hingga benar-benar siap secara utuh, baik dari segi hukum, agama, maupun kehidupan rumah tangga.

(war)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *