Infokotaonline.com
Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memastikan sektor pertanian akan menerima kucuran dana besar yang mencapai Rp98,9 triliun. Dana tersebut terdiri dari Rp89 triliun hasil penempatan dana pemerintah di bank Himbara, serta tambahan anggaran Rp9,9 triliun khusus untuk program hilirisasi perkebunan strategis.
Amran menjelaskan, dari total Rp200 triliun dana pemerintah yang sebelumnya ditempatkan di rekening Bank Indonesia (BI) dan kini disalurkan melalui lima bank BUMN, sektor pertanian mendapat porsi Rp89 triliun. “Dari Rp200 triliun yang dikeluarkan Menteri Keuangan ke bank Himbara, sektor pertanian mendapat Rp89 triliun,” kata Amran saat rapat koordinasi percepatan hilirisasi komoditas perkebunan di kantor Kementerian Pertanian, Senin (22/9/2025).
Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memperoleh tambahan anggaran Rp9,9 triliun yang dialokasikan khusus untuk hilirisasi enam komoditas utama perkebunan. Dana ini akan digelontorkan secara bertahap mulai 2025 hingga 2027. Untuk tahap pertama, pemerintah menyiapkan pencairan Rp2,54 triliun pada tahun ini.
“Anggarannya sudah ada, sebesar Rp9,9 triliun. Tahap awal Rp2,54 triliun sudah cair. Selebihnya akan bergantung pada pelaksanaan program di lapangan,” jelas Amran.
Dengan demikian, total dana segar yang siap mendukung sektor pertanian nasional mencapai Rp98,9 triliun. Amran optimistis suntikan anggaran ini dapat mempercepat pengembangan hilirisasi komoditas strategis di lebih dari 200 kabupaten dalam tiga tahun ke depan.
“Kami bersama Menteri Dalam Negeri serta para gubernur dan bupati menargetkan percepatan hilirisasi bisa dicapai dalam kurun tiga tahun,” ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran memaparkan rincian alokasi Rp9,9 triliun untuk enam komoditas perkebunan prioritas. Pertama, tebu mendapatkan Rp1,52 triliun untuk biaya tanam hingga pengadaan benih. Kedua, kakao dialokasikan Rp2,49 triliun. Ketiga, kelapa sebesar Rp1,16 triliun. Keempat, kopi mendapat Rp2,16 triliun. Kelima, jambu mete Rp500 miliar, dan keenam, lada serta pala sebesar Rp350 miliar.
Adapun pembagian anggaran untuk periode selanjutnya yakni Rp5,63 triliun pada 2026, serta Rp1,58 triliun pada 2027. Menurut Amran, langkah ini merupakan strategi pemerintah dalam memperkuat daya saing produk perkebunan Indonesia di pasar global melalui hilirisasi.
“Dengan hilirisasi, nilai tambah komoditas bisa meningkat, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja di daerah,” tegas Amran.
(csw)
