Apel Nasional Penyuluh Pertanian Digelar untuk Dukung Swasembada Pangan
[Jakarta, 20 November 2025] – Kementerian Pertanian Republik Indonesia hari ini menyelenggarakan Apel Nasional Penyuluh Pertanian, sebuah inisiatif strategis untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional. Acara yang berlangsung secara daring dan luring ini mengumpulkan para pemangku kepentingan utama di sektor pertanian dari seluruh Indonesia.
Peserta apel meliputi Koordinator Penyuluh Pertanian tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian, Pengurus Kelompok Tani (Poktan)/Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), serta perwakilan dari Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA).
Apel Nasional ini menjadi wadah penting untuk menyelaraskan strategi dan meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya mencapai target swasembada pangan. Menteri Pertanian hadir langsung di ruang SAS Jakarta dan menyambut seluruh peserta yang hadir secara luring maupun daring. Kehadiran Menteri Pertanian menjadi wujud dukungan penuh pemerintah terhadap para penyuluh pertanian sebagai garda terdepan dalam implementasi program-program pertanian di lapangan.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian menekankan peran krusial penyuluh pertanian sebagai “pahlawan pangan” yang berkontribusi langsung terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Beliau juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan jumlah penyuluh pertanian secara bertahap dari 30.000 menjadi 80.000 orang, serta terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para penyuluh.
Selain itu, Menteri Pertanian juga menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam penyaluran bantuan pertanian. Beliau menghimbau para penyuluh untuk melaporkan segala bentuk penyelewengan dan korupsi, serta menjamin perlindungan bagi pelapor. Pemerintah pusat akan memberikan dukungan penuh dalam menindaklanjuti laporan-laporan tersebut.
Beberapa poin penting yang mengemuka dalam apel ini antara lain:
- Penguatan Peran Penyuluh: Penyuluh pertanian diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mendorong penerapan teknologi modern dan praktik pertanian berkelanjutan.
- Pengawasan Harga Pupuk: Upaya intensif akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pupuk dan mencegah praktik penyelewengan. Saat ini harga pupuk bersubsidi Urea 46% adalah Rp90.000, sedangkan Phonska adalah Rp92.000, dan jika masih ditemukan kios nakal yang menjual di atas harga eceran tertinggi untuk pupuk bersubsidi maka pihak Kementerian Pertanian akan menindak tegas dengan melibatkan APH.
- Peningkatan Indeks Pertanaman (IP): Program peningkatan IP dari IP1 menjadi IP3 akan dipercepat, terutama di daerah pinggiran, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 4 triliun.
- Pelaporan Infrastruktur Rusak: Kerusakan pada infrastruktur pertanian seperti pompanisasi, cetak sawah, dan irigasi harus segera dilaporkan ke pusat untuk penanganan yang cepat.
Apel Nasional Penyuluh Pertanian ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, penyuluh, petani, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.
