Infokota Online, Pekalongan, 12 April 2025 - Petani di Pekalongan mengeluh janji karena Bulog untuk membeli gabah kering panen dengan harga Rp6.500 per kilogram terkendala banyak hal.
Salah satu kendala yang dihadapi adalah kelangkaan mesin combine harvester, yang membuat proses panen menjadi terhambat.
Agung Rohman, Kepala Kantor Cabang Bulog Tegal, mengatakan bahwa di Pekalongan belum banyak tersedia rice mill yang memiliki oven dryer, sehingga proses pengeringan gabah belum bisa berjalan mulus.
βSaat ini Bulog tengah menambah mitra pengadaan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas produksi yang mencukupi untuk melayani kebutuhan Bulog yang begitu besar,β kata Rohman.(4/4/2025)
Handono, konsultan pertanian dari Deruci Agrikultur, mengatakan bahwa petani tidak mampu memproses pemanenan sendiri karena tidak memiliki alat panen yang memadai untuk luasan lahan tanam yang ada.
"Sehingga terpaksa harus mengikuti saran dan anjuran dari penebas padi setempat, yang mana petani harus menyerahkan padi hasil produksi mereka kepada pengepul bila ingin dipanen pada masa yang tepat," kata Handono.
Per hari ini, di beberapa tempat di Kecamatan Tirto, masih ditemukan petani yang harus merelakan gabah kering panennya dijual dengan harga kurang dari Rp5.000 per kilogram.
Menurut informasi yang didapat, penebas harus menyesuaikan harga beli gabah karena beban produksi harus seimbang dengan harga jual akhir beras yang ditentukan oleh pemerintah sebesar Rp12.000 per kilogram untuk beras medium.
Petani berharap bahwa Bulog dapat memenuhi janjinya untuk membeli gabah kering panen dengan harga Rp6.500 per kilogram, sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Namun, masih banyak kendala yang harus diatasi sebelum harapan tersebut dapat terwujud.
Sebelumnya, pihak Bulog dan Petani Pekalongan Pernah duduk bersama untuk membahas kesulitan dan kendala panen yang terjadi pada 4 April 2025 di kediaman Ali Sodiq Petani Milenial dari Desa Curug, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Bulog bersedia membeli gabah petani Pekalongan untuk diikutsertakan dengan program serap gabah, dengan catatan gabah kering panen (GKP) telah berusia cukup saat dipanen dan kualitas yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak scrap atau sampah yang ikut masuk ke dalam karung.
Jika gabah telah dipanen dan dimasukkan ke dalam karung lalu ditumpuk di tepi jalan, Bulog bersedia membeli dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Namun pada kenyataannya, petani saat ini kesulitan mendatangkan mesin pemanen padi lengkap dengan personel pekerjaannya. Mau tidak mau petani terpaksa menjual gabah kepada penebas yang memang memiliki mesin combine harvester terutama yang sudah berjalan rutin membeli gabah di sekitar wilayah mereka.
Bulog dan Petani Pekalongan Bersinergi untuk Meningkatkan Cadangan Beras Pemerintah
Dalam diskusi pertanian di Pekalongan yang dihadiri oleh petani, Bulog, dan Babinsa, Kantor Cabang Bulog Tegal dan petani di Pekalongan bersinergi untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah. (4/4/2025)
Diskusi pertanian yang digelar di Desa Curug, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, menjadi wadah bagi petani dan Bulog untuk meningkatkan serapan gabah.
Diskusi ini dihadiri oleh petani, Bulog dari Tegal dan Bondansari, serta Babinsa setempat. Handono Warih selaku konsultan pertanian dari Deruci Agrikultur, mengapresiasi kinerja Bulog yang telah terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan, pengawasan, pengecekan, dan pelaksanaan serapan gabah.
"Kami mengapresiasi karena memang ini momen yang sangat bagus, tidak hanya sekedar teori berlaka, tapi beliau-beliau langsung datang ke lapangan, ke sawah, mengetahui fakta yang ada di lapangan," kata Handono.
Agung Rohman, Kepala Kantor Cabang Bulog Tegal, mengatakan bahwa diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah dengan mengurangi ketergantungan akan importasi dan meningkatkan kesejahteraan petani dengan jaminan harga beli gabah kering panen.
"Diskusi ini sangat penting untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Agung Rohman.
Agung Rohman berharap bahwa diskusi ini dapat menjadi wadah untuk kerjasama dan koordinasi antara Bulog, pemerintah, TNI-AD, Kementerian Pertanian, dan instansi terkait untuk menyukseskan program pemerintah.
"Kerjasama sinergi antara Bulog, pemerintah, dan stakeholder pertanian sangat penting untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Agung Rohman.
Petani dan Bulog sepakat untuk terus bersinergi dan bekerjasama dalam meningkatkan serapan gabah.
"Kami berharap bisa terus berkontribusi untuk stok gabah nasional, terutama untuk stok di lingkungan karesidenan Pekalongan ini," kata Handono.
Dalam diskusi ini, juga disampaikan pentingnya memperhatikan kualitas gabah yang dijual kepada Bulog. "Jangan ragu untuk memanfaatkan program serap gabah yang difasilitasi oleh Bulog, namun harap memperhatikan kualitas gabah yang Anda berikan atau Anda jual," kata Handono.
Petani juga diimbau untuk terus berkoordinasi dengan PPL setempat dan menggunakan pupuk organik cair dan mikrobakterinya untuk mengurangi gangguan hama dan meningkatkan kualitas beras.
"Mulailah untuk pertanian sehat dan yang ramah lingkungan," kata Handono.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi petani dan stakeholder pertanian dalam meningkatkan cadangan beras pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan petani.
batang
