Infokotaonline.com
Sumedang – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat program rehabilitasi irigasi melalui pompanisasi dan pipanisasi guna mendukung percepatan tanam di musim kemarau serta mewujudkan Merdeka Air bagi petani Indonesia. Program ini juga menjadi salah satu langkah strategis menjaga ketahanan pangan nasional di tengah tantangan krisis air.
Salah satu penerapan nyata dilakukan di Desa Kudangwangi, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Di wilayah ini, lima kelompok tani bersepakat menggabungkan bantuan pompanisasi untuk menghidupkan kembali sarana irigasi yang sudah lama tidak berfungsi.
Direktur Irigasi Pertanian Dhani Gartina, yang meninjau langsung lokasi, menjelaskan bahwa Kecamatan Ujungjaya memiliki sekitar 500 hektare hamparan sawah. Namun, selama tiga tahun terakhir, lahan tersebut hanya bisa ditanami sekali setahun akibat kerusakan jaringan irigasi dan bendung Cariang yang belum berfungsi optimal.
“Sambil menunggu perbaikan bendung, kami menyalurkan bantuan perpipaan agar petani tetap bisa berproduksi. Upaya ini merupakan bagian dari menjaga ketahanan pangan nasional,” ungkap Dhani, Rabu (20/8/2025).
97 Persen Irigasi Rusak Berat
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2024, sekitar 97 persen jaringan irigasi di Indonesia berada dalam kondisi rusak berat, terutama di tingkat kabupaten/kota. Kondisi ini mendorong pemerintah mempercepat rehabilitasi irigasi melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga.
Program pompanisasi dan pipanisasi menjadi solusi cepat untuk memastikan ketersediaan air bagi petani di wilayah terdampak kekeringan.
Ketua Gapoktan Kudangwangi, Ade, mengaku sangat terbantu dengan adanya program bantuan tersebut. Menurutnya, petani kini bisa meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi lebih terjamin.
“Sebelumnya kami hanya bisa menanam sekali setahun. Dengan adanya bantuan pipa 12 inch dari Kementan, kini petani di Kudangwangi bisa menanam padi dua kali setahun. Ini sangat membantu kami,” ucapnya.
Program Nasional di 13 Provinsi
Pompanisasi juga merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 2025 tahap pertama, dengan cakupan 280.880 hektare di 13 provinsi. Program ini meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.
Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menegaskan pentingnya irigasi dalam mencapai swasembada pangan.
“Irigasi adalah kunci keberhasilan pertanian. Pompanisasi dan pipanisasi menjadi solusi memastikan ketersediaan air bagi petani agar produksi tetap terjaga,” tegas Amran.
Sinergi Wujudkan Merdeka Air
Dengan dukungan lintas sektor, Kementan optimistis program pompanisasi akan menjadi motor penggerak untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mewujudkan Merdeka Air bagi petani Indonesia.
Di momentum peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, langkah ini diharapkan menjadi wujud nyata semangat kemerdekaan melalui kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
(csw)
