Kajian Komunikasi Antar Tanaman: Medium Ion, Elektrisitas Tanah, dan Udara
Ternyata, tanaman tidak hanya berinteraksi dengan lingkungannya, tetapi juga berkomunikasi satu sama lain melalui berbagai medium.
Komunikasi ini melibatkan sinyal kimia, listrik, dan fisik yang memungkinkan tanaman berbagi informasi tentang ancaman, sumber daya, dan kondisi lingkungan (Dudareva et al., 2013). Berikut kajian beserta sumber terpercayanya :
1. Komunikasi Melalui Medium Ion di Perakaran
– Interaksi Akar dengan Akar (Sentuhan Fisik):
– Sinyal Kimia: Tanaman dapat melepaskan senyawa kimia ke dalam tanah yang terdeteksi oleh akar tanaman lain. Senyawa ini bisa berupa alelokimia (inhibitor pertumbuhan) atau sinyal peringatan (Bais et al., 2006).
– Transfer Nutrisi: Melalui mikoriza (hubungan simbiosis antara akar tanaman dan jamur), nutrisi dan air dapat ditransfer antar tanaman (Simard et al., 2012).
– Interaksi Akar Melalui Elektrisitas Tanah:
– Potensi Listrik: Akar tanaman menghasilkan potensi listrik yang dapat menyebar melalui tanah. Perubahan dalam potensi listrik ini dapat dideteksi oleh akar tanaman lain (Fromm & Lautner, 2007).
– Mineral Tanah: Mineral seperti lempung dapat meningkatkan konduktivitas listrik tanah, memfasilitasi transmisi sinyal listrik antar tanaman (Reid & Hayes, 2003).
– pH Tanah: pH tanah mempengaruhi ionisasi mineral dan senyawa kimia, yang pada gilirannya mempengaruhi konduktivitas listrik dan ketersediaan nutrisi (Marschner, 2012).
2. Komunikasi Melalui Udara
– Senyawa Organik Volatil (VOCs):
– Sinyal Peringatan: Tanaman yang diserang hama atau penyakit dapat melepaskan VOCs ke udara. VOCs ini dapat dideteksi oleh tanaman lain, memicu respons pertahanan seperti produksi senyawa anti-hama (Arimura et al., 2009).
– Densitas Udara: Densitas udara mempengaruhi konsentrasi dan penyebaran VOCs. Kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban juga mempengaruhi volatilitas senyawa (Niinemets et al., 2010).
– Pengaruh Mineral Tanah dan pH:
– Ketersediaan Nutrisi: Mineral tanah mempengaruhi kesehatan dan kemampuan tanaman untuk menghasilkan VOCs (Herms & Mattson, 1992).
– pH Tanah: pH mempengaruhi jenis VOCs yang diproduksi dan stabilitasnya di udara (Penuelas & Llusia, 2003).
3. Peran Mineral Tanah dan pH – Mineral Tanah:
– Nutrisi: Mineral seperti nitrogen, fosfor, dan kalium penting untuk pertumbuhan dan pertahanan tanaman. Kekurangan mineral dapat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk berkomunikasi (Taiz et al., 2015).
– Konduktivitas: Mineral seperti lempung dan garam mempengaruhi konduktivitas listrik tanah, memfasilitasi komunikasi melalui sinyal listrik (Haynes & Swift, 1990).
– pH Tanah:
– Ketersediaan Nutrisi: pH mempengaruhi ketersediaan nutrisi. pH ekstrem dapat menghambat penyerapan nutrisi dan mempengaruhi kesehatan tanaman (Brady & Weil, 2008).
– Ionisasi Senyawa: pH mempengaruhi ionisasi senyawa kimia di tanah, mempengaruhi kemampuan tanaman untuk mendeteksi dan merespons sinyal kimia (Sparks, 2003).
4. Contoh Kasus
– Tanaman Tembakau:
– Ketika diserang oleh herbivora, tanaman tembakau melepaskan VOCs yang menarik predator herbivora tersebut. Tanaman tembakau di sekitarnya juga dapat mendeteksi VOCs ini dan meningkatkan pertahanan mereka (De Moraes et al., 1998).
– Pohon Akasia di Afrika:
– Pohon akasia yang diserang jerapah melepaskan etilen, yang memperingatkan pohon akasia lain di sekitarnya untuk memproduksi tanin, senyawa yang membuat daun tidak enak dimakan (Rhoades, 1979).
Jadi, Komunikasi antar tanaman adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai medium dan sinyal. Medium ion di perakaran, elektrisitas tanah, dan udara memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi ini.
Mineral tanah dan pH mempengaruhi ketersediaan nutrisi, konduktivitas listrik, dan produksi senyawa sinyal. Memahami mekanisme komunikasi ini dapat membantu kita mengembangkan strategi pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Daftar Pustaka
– Arimura, G. I., Matsui, K., & Takabayashi, J. (2009). Plant-plant interactions mediated by volatiles: Natural history and mechanisms. Trends in Plant Science, 14(6), 304-311.
– Bais, H. P., Weir, T. L., Perry, L. G., Gilroy, S., & Vivanco, J. M. (2006). The signal molecule responsible for the rhizosph
Jurnalis juga seorang Konsultan Pertanian.
