Pekalongan Belajar ke Banyumas, Terapkan Sistem Sampah Terintegrasi untuk Atasi Darurat

Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan mengambil langkah cepat untuk mengatasi darurat sampah yang melanda wilayahnya. Pada Rabu (16/4/2025), Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab memimpin rombongan studi banding ke Kabupaten Banyumas. Kunjungan ini bertujuan mempelajari sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang telah terbukti berhasil di daerah tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan menyambangi dua lokasi unggulan, yaitu TPST Kedungrandu dan TPA BLE Kalibagor. Banyumas dikenal sebagai daerah dengan sistem pengelolaan sampah terbaik di Indonesia dan telah menjadi percontohan di tingkat Asia Tenggara.

“Kami belajar langsung ke Banyumas karena sistem mereka terbukti berhasil dari hulu ke hilir. Ini yang kami butuhkan di Pekalongan,” ujar Balgis dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

Sistem di Banyumas mengedepankan partisipasi aktif masyarakat. Pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga. Dengan sistem ini, Banyumas mampu mengelola rata-rata 40 ton sampah setiap hari.

Salah satu inovasi utama adalah aplikasi Salinmas, yakni platform digital yang menghubungkan warga dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Melalui aplikasi ini, masyarakat bisa menjual sampah organik dan anorganik secara online.

Sampah yang tidak bisa diolah sendiri akan diambil oleh KSM secara berkala. Penjadwalan pengangkutan didasarkan pada kategori penghasil sampah:

Rumah tangga: setiap 3 hari

Rumah makan: setiap hari

Instansi: setiap 10 hari

Untuk wilayah yang sulit dijangkau, disediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS) khusus.

Di sisi teknologi, TPST Kedungrandu dilengkapi mesin pirolisis yang mampu membakar sampah pada suhu lebih dari 800°C. Ini menjamin minimnya emisi dan efisiensi tinggi. Sementara itu, TPA BLE Kalibagor tak hanya fokus pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), tetapi juga menjadi pusat edukasi dan kegiatan produktif. Fasilitas di dalamnya antara lain kolam renang edukatif, pabrik plastik daur ulang, budidaya magot, dan kolam lele.

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya Pemerintah Kota Pekalongan dalam menghadapi darurat sampah, terutama setelah TPA Degayu ditutup oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Kami serius ingin mengadopsi sistem Banyumas, mulai dari regulasi, kelembagaan, hingga teknologinya. Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat,” tegas Balgis.

Ia juga mengimbau warga untuk ikut berperan dalam pengelolaan sampah dengan cara sederhana: memilah sampah sejak dari rumah.

“Kunci keberhasilan sistem ini ada di hulu. Mari kita mulai dari rumah masing-masing,” pungkasnya.

(war)

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *